Dari kegelapan malam, mentari perlahan muncul, Seperti tuah zakat yang menyinari hati yang tersembunyi. Di setiap lembaran Qur’an, pesona cinta terukir, Hadits-hadits memeluk, merangkul kebahagiaan yang tercipta.
Zakat, bukan sekadar beban harta, Melainkan pintu rahmat, pembuka jalan bahagia. Dalam Qalbun Salim, hati yang suci bersujud, Terpancar sinar kasih, berseru pada-Nya yang Maha Menyucikan.
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka muzaki. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. At-Taubah [9] :103).
Ketika harta mengalir, dalam gerak zakat yang lembut, Mata air tuah membentang, meresapi jiwa yang terdalam. Pintu surga terbuka, menyambut derma yang ikhlas, Seperti embun pagi, zakat meresap, menyirami tanah gersang.
Dalam langkah-langkah Rasulullah yang agung, Hadits-hadits menyemai benih kebaikan, “Zakat adalah keberkahan yang dititipkan di harta,” Dan di setiap harta yang dicurahkan, kebahagiaan tumbuh bersama.
Bagaikan bintang-bintang yang bersinar di malam gelap, Zakat menyinari jalan orang-orang yang terlunta-lunta, Membangun jembatan cinta, menyatukan hati yang terpencar, Sebagaimana sabda-Nya yang mulia, bahwa Allah mewajibkan mereka untuk mengambil zakat dari harta orang-orang kaya dan disalurkan untuk orang-orang yang membutuhkan.
Zakat, bukan sekedar kewajiban, Tetapi senandung kasih yang tak ternilai. Di dalam sunyi, ada syahdu cinta yang terucap, Di setiap jengkal harta yang diberikan, ada riang bahagia.
Jadilah zakat puitis, puisi cinta dari hati yang tulus, Menebar kegembiraan, merangkul saudara yang terpinggirkan. Dalam hening, ada irama sukacita yang tak terhingga, Sebab tuah zakat adalah bahagia yang tercipta dari relung hati yang terdalam.
Leave a Reply